Berita

MAKALAH KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM SEBELUM PENJAJAJAHAHAN



KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM SEBELUM PENJAJAJAHAHAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tuagas
Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Ahmad Hakim, M.Ag


Disusun Oleh:
Dika Binantara (1604026109)
Pujiasih Nur Khafidoh (1604026124)

JURUSAN TAFSIR HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
DAFTAR ISI
BAB.I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ....................................................................................  2
B.     Rumusan Masalah ................................................................................  2
BAB.II PEMBAHASAN
A.    Kerajaan-kerajaan Islam di Sumatra ....................................................  3        
B.     Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa .........................................................  4        
C.     Kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan ...............................................  8
D.    Kerajaan-kerajaan Islam di Maluku .....................................................  9
E.     Kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi ...................................................  9
BAB.III PENUTUP
A.    Kesimpulan ..........................................................................................  11
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Sebelum masuknya agama islam di Indonesia, bangsa Indonesia menganut berbagai kepercayaan yang telah mendarah daging, seperti animisme dan dinamisme. Pengaruh kepercayaan ini sangat kuat dan berakar dalam masyarakat Indonesia. Akan tetapi, berkat kegigihan dan ketabahan para pensyiar agama islam, akhirnya agama islam dapat diterima dengan baik. Saat ini mayoritas masyarakat Indonesia beragama islam. Masuknya agam islam di Indonesia sampai saat ini tidak diketahui secara pasti waktunya. Akan tetapi, beberapa ahli mengajukan pendapat mereka mengenai hal ini. Terdapat beberapa pendapat dalam masalah ini. Pertama, mereka mengatakan bahwa kedatangan agama islam di indonesia terjadi pada abad pertama hijriyyah atau sekitar abad ke7 M.  golongan lain juga berpendapat bahwa agama islam masuk diindonesia pada abad ke 13 M.
            Seiring berjalannya waktu, pemeluk agama islam semakin bertambah dan mereka mulai mendirikan kerajaan-kerajaan dan menerapkan pemerintahan yang islami. Antara lain kerajaan-kerajaan islam di Indonesia sebelum penjajahan adalah  kerajaan samudra pasai, kerajaan demak, kerajaan pajang, kesultanan Cirebon, dan masih banyak kerajaan-kerajaan yang akan kami bahas dalam makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Kerajaan-kerajaan Islam di Sumatra?
2.      Bagaimana Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa?
3.      Bagaimana Kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan?
4.      Bagaimana Kerajaan-kerajaan Islam di Maluku?
5.      Bagaimana Kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kerajaan-kerajaan Islam di Sumatra
1.      Kerajaan Samudra Pasai
          Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan kembar yang terletak di pesisir laut timur dan merupakan kerajaan pertama yang berdiri di Indonesia tepatnya disebelah laut aceh. Berdiri pada awal abad 13 masehi sebagai proses islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak abad ke 6, 7 masehi dan seterusnya. Bukti berdirinya kerajaan Samudra Pasai pada abad 13 itu didukung oleh adanya nisan kubur yang terbuat dari granit asal Samudra Pasai.[1]
          Menurut buku lain, kerajaan samudra pasai didirikan pada abad ke-11 M oleh Meura Khaira. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut aceh. Dalam caatan sejarah, kerajaan ini merupakan kerajaan pertama di indonesia. Penguasa kerajaan samudra pasaai terdiri dari dua dinasti. Dinaasti pertama adalah Dinasti Meurah Khaira dan dinasti kedua adalah Dinasti Meura Silu.[2]Adapun nama-nama Rajanya adalah sebagai berikut:
1. Sultan Malik Al Saleh (1207 M)
2. M. Malik Az-Zahir (1297-1326 M)
3. Mahmud Malik Az-Zahir (1326-1345 M)
4. Mansur Malik Az-Zahir (1345-1346 M)
5. Ahmad Malik Az-Zahir (1346-1383 M)
6. Zaenal Abidin Al-Malik Az-Zahir (1383-1405 M)
7. Nahrasiyah (1402-?)
8. Abu Zaid Malik (?-1455 M)
9. Mahmud Malik Az-Zahir (1455-1477 M)
10. Zainal Abidin (1477-1500 M)
11. Abdul Malik az Zahir (1501-1513 M)
12. Zainal Abidin (1513-1542 M)
          Dalam kehidupan perekonomiannya, kerajaan maritime ini tidak mempunyai basis agraris. Basis pengawasan terhadap perdagangan dan perlayaran itu merupakan sendi-sendi kekuasaan  yang memungkinkan kerajaan memperoleh penghasilan dan pajak yang besar. Setiap kapal yang membawa barang-barang barat dikenakan pajak 6%.
2.      Kerajaan Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh Darussalam terletak di kabupaten Aceh Besar yang  berdiri pada abad ke-15 M di atas puing–puing kerajaan Lamuri oleh Muzafah Syah (1465-1497 M). Raja yang pertama adalah Ali Mughyat Syah. Wilayah kekuasaannya sampai daerah Pidie, melebar sampai ke Sumatra bagian timur. Peletak dasar kebesaran Aceh  adalah Sultan Alauddin Riayat Syah yang bergelar Al-Qahar.
Puncak kejayaanya adalah Sultan Iskandar Muda (1608-1637 M). Daerah kekuasaanya meliputi seluruh pelabuhan di pesisir timur dan barat Sumatra dan Aceh, Tanah Gazo, Minangkabau. Penggantinya adalah Iskandar Tsani yang memiliki sifa liberal, lemah lembut, adil, pengetahuan agamanya pun maju dengan cepat. Tetapi sepeninggalannya di ikuti masa-masa bencana dan kemunduran.[3]
B.    Kerajaaan-Kerajaan Islam di Jawa
1.      Kerajaan Demak
       Raja pertamanya yaitu Raden Fatah yang bergelar Senopati Jimbun Ngabdurrohman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Kerajaan islam ini merupakan kerajaan yang cukup berpengaruh dalam penyebaran islam di Jawa. Raden Fatah adalah putra Raden Brawijaya dengan putri Campa.
       Berdirinya kerajaan Demak ini atas prakarsa dan himbauan dari guru Raden Fatah yaitu Sunan Ampel. Agar mendirikan pemerintahan sebagai sarana pengembanagan dakwah islam di Jawa. Dari proses pendirian kerajaan ini menyebabkan kerajaan Demak sangat mendapat dukungan dari jaringan ulama Walisongo, bahkan akhirnya menjadi wadah dan dakwah Walisongo.
       Kerajaan  Demak ini berlangsung mulai abad ke-15 hingga  awal abad ke -16. Pengganti Raden Fatah adalah anaknya sendiri yang berumur 17 tahun yaitu Patiunus yang bergelar Pangeran Sabrang Lor. Pada tahu 1507 M digantikan oleh Trenggono yang bergelar Sulatan Ahmad Abdul Arif, yang memerintah pada tahun 1524-1546 M. Daerah kekuasaannya meliputi wilayah Jawa, Kalimantan Selatan, Sunda Kelapa, Majapahit, Tuban, Madiun, Blora, Surabaya, Pasuruan, Lamonagan, Blitar, Wirasaba, Kediri, Palembang, Banjarmasin dan lain-lain. Berakhirnya kekuasaan Sultan Trenggono di gantikan oleh Prawoto yang akhirnya terbunuh pada tahun 1549 M oleh Arya Penangsang dari Jipang. Akhirnya Kerajaan Demak ini berakhir, dan dilanjutkan Kerajaan Pajang dibawah pimpinan Jaka Tingkir yang berhasil membunuh Arya Penangsang.
2.      Kerajaan Pajang (1546-1618 M)
        Kesultanan Pajang merupakan pewaris dari Kerajaan Demak. Sultan dan raja pertama kesultanan ini adalah Jaka Tingkir yang berasal dari Pangging, oleh raja Demak ketiga (Sultan Trenggono) ia diangkat sebagai penguasa di Pajang setelah sebelumnya dikawinkan dulu dengan putrinya ia bergelar Sultan Adiwerna.
        Setelah Sultan Pajang meninggal ia digantikan oleh menantunya Arya Panggiri yang juga anak asuhan Prawoto. Akan tetapi karena anak Sultan Adiwijaya , Pangeran Benawa (penguasa di Jipang) meminta bantuan kepada Senopati penguasa Mataram untuk mengusir raja Pajang yang baru tersebut. Usahanya berhasil, kemudian atas jasanya Senopati memilih penawaran “pusaka kerajaan Pajang”. Sejak itulah kerajaan Pajang berada di bawah kekuasaan Mataram. Karena bermaksud memberontak Kerajaan Mataram, maka Sultan Agung penguasa Mataram menghancurkannya, dan berakhirlah kekuasaan Pajang pada tahun 1618 M.
3.      Kerajaan Mataram (1577-1678 M)
        Ketika Sultan Adi Wijaya meminta bantuan kepada Ki Gede Pemanahan dari pedalaman menghadapi Arya Penangsang tersebut, tetapi ia kemudian menurunkan raja-raja Mataram. Pada tahun 1577 M Ki Pamanahan menempati istana barunya di Mataram. Ia diganti putranya, Senapati, tahu 1584 M dan dikukuhkan Sultan Pajang.
        Setelah Senapati meninggal dunia pada tahun 1601 M ia diganti putranya Seda Ing Krapyak yang memerintah sampai 1613 M. Seda Ing Krapyak digantikan putranya Sultan Agung yang melanjutkan usaha ayahnya. Tahun 1619, seluruh Jawa Timur berada dibawah kekuasaannya. Pada masa Sultan Agung, terjadi perang senjata dengan VOC. Setelah Sultan Agung Wafat 1646 M ia digantikan putra mahkotanya yaitu Amangkurat I. Pada masa inilah tidak pernah reda dari konflik, diantaranya adalah konflik yang didukung oleh komunitas ulama’ yang bertolak dari keprihatinan agama. Tindakan yang dilakukan adalah menumpas pendukung Pangeran Alit dengan membunuh banyak ulama’ yang dicurigai karena dianggap membahayakan tahtanya. Sekitar 5000-6000 ulama’, beserta keluarganya dibunuh (1647 M). Ia pun tidak memerlukan titel ‘’sultan’’ oleh karena itu timbullah pemberontakan yang dilakukan para ulama’ dengan tokoh Raden Kajoran. Pemberontakan inilah yang kemudian meruntuhkan keraton Mataram.
4.      Kesultanan Cirebon
        Kesultanan ini merupakan Kerajaan Islam pertama di Jawa Barat yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Menurut tome pires, Islam sudah ada di Cirebon sejak tahun 1470-1475 M akan tetapi orang yang berhasil meningkatkan status Cirebon menjadi kerajaan adalah Syarif Hidayat (Sunan Gunung Jati)  putra Nyai Lara Santang perkawinan dengan Maulana Sultan Mahmud ( Syarif Abdullah dari Bani Hasyim ) Sunan Gunun Jati lahir pada tahun 1448 M dan wafat tahun 1568 M dalam usia 120 tahun. Karena kedudukannya sebagai Wali Songo, ia pun mendapat dukungan para wali di Jawa.
        Pengembangan Islam pada masa ini meliputi Majalengka, Kuningan, Kawali, Sunda Kelapa, dan Banten. Untuk pengembangan di Banten ia menterahkan kepada putranya yaitu Sultan Hasanuddin yang nantinya sebagai penurun raja-raja di Banten. Atas prakarsa Sunan Gunung Jati, penyerangan Sunda Kelapa dipimpin oleh Falatehan yang mendapat  bantuan Demak.
        Setelah Sunan Gunung Jati Wafat, ia diganti oleh cicitnya yang bergelar Pangeran Ratu, setelah Pangeran Ratu wafat 1650 M ia digantikan putranya yang bergelar Panembahan Giriliya. Hanya sampai, pada masa inilah keutuhan Cirebon sebagai satu kerajaan terjaga setelah itu terbagi dua, dalam bentuk panembahan sepuh dan panembahan anom.
5.      Kesultanan Banten
        Menurut salah satu sumber tradisional penguasa Pajajaran di Banten menerima Sunan Gunung Jati dengan ramah tamah dan tertarik masuk Islam, hal ini meratakan jalan bagi kegiatan pengislaman di Banten. Kewibawaan yang dimilikinya cukup berpengaruh sehingga menjadikan ia sebagai orang yang berkuasa atas kota itu.
        Untuk menyebarkan Islam di Jawa Barat, Langkah Sunan Gunung Jati berikutnya adalah menduduki pelabuhan sunda dan menguasai kota-kota sekitarnya termasuk Pajajaran. Setelah Gunung Jati kembali ke Cirebon kekuasaan Banten diserahkan pada putranya yaitu Hasanuddin. Ia menikah dengan putri Demak, setelah diresmikan menjadi panembahan Banten pada tahun 1552 M. Ia kemudian memperluas Wilayah Ke Lampung dan di Sumatra Selatan. Setelah Hasanuddin wafat  sekitar tahun 1568 M. Ia digantikan oleh putranya yang bernama Yusuf, yang memerintah selama 9 tahun dan  Ia wafat pada tahun 1576 M. Selanjutnya Ia digantikan putranya yang masih dibawah umur. Oleh karna itu kekuasaan dipegang oleh Kali (qadhi), Jaksa Agung. Ia meninggal dunia pada usia 25 tahun pada tahun 1596 M dan digantikan anaknya bernama Sultan Abdul Mufakhir Muhammad Abdul Kadir, Ia mendapat gerlar Sultan dari Makkah. Ia wafat tahun 1651 M dan diganti oleh cucunya bernama Sultan Abulfath.


C.    Kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan
1.     Kerajaan Bajar di Kalimantan Selatan
        Dalam sejarah masuknya Islam di Kalimantan Selatan selalu disamakan dengan berdirinya kerajaan Banjarmasin. Kerajaan Banjarmasin merupakan kelanjutan dari kerajaan Daha yang beragama Hindu. Kerajaaan ini runtuh karna terjadi pemberonakan dari dalam yaitu perebutan kekuasaan di kalangan istana. Dalam “Hikayat Banjar” dijelaskan sebelum aja Sukaraman meninggal dunia, ia telah menunjuk cucunya yaitu Raden  Samudr sebagai penggantinya. Namun keemapat putrnya tidak menerima sikap ayahnya tersebut. Pangeran Mangkubumi (anak tertua) menjabat tidak berlangsung lama, ia meninggal dunia di bunuh oleh pengawalnya akibat hasutan Pangeran Tumanggung yang berambisi menjadi raja. Selanjutnya Tumanggunglah yang menggantikannya.
        Pangeran Samudra yang sedang berkelana diasuh oleh Patih Masih bermaksud memberantass kekacauan di kerajaan kakeknya tersebut. Untuk itu Patih Masih mengusulkan agar meminta bantuan Sultan Demak. Dan Sultan Demak bersdia membantu asal Pangeran Samudra mau asuk islam. Segeralahh Sultan Demak mengirim seribu tentara dan penghulu Khatib Dayan untuk mengislamkan orang Banjar. Dalam peperangan tersebut  Pangeran Samudra memperoleh kemenanga dan ia beserta rakyat Banjar masuk islam. Pangeran sendiri diberi nama Sultan Suryanullah/Suriansyah dan dinobatkan menjadi raja pertama kerajaan islam Banjar (1526
2.      Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur
Menurut risalah Kutai, tedapat dua orang penyabar islam, salah satunya adalah Tuan di Bndang, yang dikenal Dato’ Ri Bandang dari Makasar dan satunya lagi adalah Tuan Tunggang Panaran. Melalui dai kedua ini, raja mahkota Raja Mahkota tunduk pada keimanan Islam.
Selanjutnya dibangun masjid dan Raja Mahkota sendiri mulai belajar agama islam, kemudian pangeran, para mentri, panglima, hulubalang, dan akhirnya rakyat biasa turut memeluk islam. Sejak itu pangeran berusaha menyebarkan islam dengan pedang. Islamisasi di Kutai diperkirKn terjadi pada tahun 1575 M. Penyebaran lebih lanjut terjadi di daerah-daerah pedalaman yang dilakukan terutama oleh putranya Aji di Langgar dan pengganti-penggantinya.
D.             Kerajaan-kerajaan Islam di Maluku
        Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di sebelah barat pulau Halmahera, Maluku Utara. Kedua kerajaan ini masig-masing berpusat di Pulau Ternate dan Pulau Tidore. Wilayah kekuasaan kedua kerajaan ini meliputi kepulauan Maluku dan sebagian Papua.
        Islam sampai Maluku pada pertengahan abad ke-15. Pada tahun 1460 M raja ternate masuk islam. Nama sebenarnya adalah Vongi Tidor. Sedangkan istrinya merupakan keturunan ningrat dari Jawa. Pada saat itu gelombang perdagangan muslim masih meningkat sehingga raja menyerah pada tekanan pedagang muslim tersebut, dan mereka belajar di madrasah Giri.
        Karena usia Islam di Ternate masih muda, Portugis yang datang pada tahun 1512 M berharap dapat menggantikannya dengan agama Kristen, tetapi harapan itu tidak terwujud. Sedangkan pada tahun 1512 M  bangsa Spanyol datang dan mendekati Tidore. Kedua bangsa ini sama-sama ingin berkuasa di tempat kedatangannya, sehingga mereka berusaha bersekutu dan mendukung penguasa setempat.
        Adapun islamisasi di Ambon, menurut sejarawan ambon dijelaskan bahwa, Perdana Jamili dari Hitu (salah satu sepenanjung Ambon)menemani penguasa Ternate, Zainal Abidin dalam perjalanannya ke Giri. Menurut De Graaf, pernyataan itu hanya menunjukan bahwa ada hubungan antar Hitu dan Ternate sangat dekat. Menurutnya tersebarnya islam di Ternate lebih dikarenakan datangnya seorng Qadhi, bernama Ibrahim. Saat itu Demak dan Jepara menjadi sekutu Hitu ketika saat melawa Portugis.
E.              Kerajaa-kerajaan Islam di Sulawesi (Goa, Talo, Bone, Wajo Sopeng, dan Luwu)
Kerajaan Goa dan Talo merupakan kerajaan kembar yang saling berbatasan, biasanya disebut kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di semenanjung barat daya Pulau Sulawesi.
Sejak Goa dan Talo  tampil sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan baik dengan Ternate. Di bawah pemerintah Sultan Babullah, diadakanlah perjanjian antara Goa dan Talo. Ketika itulah raja Talo masuk islam, terlebih ketika Dato Ri Bandang datang sendiri ke Goa dan Talo, agama islam mulai masuk kerajaan ini. Alauddin (1591-1636 M) adalah sultan pertama yang masuk islam.
Penyebaran Islam selanjutnya berlangsung sesuai tradisi yang telah lama dierima oleh para raja keturunan To’ Manurung. Tradisi ini mengharuskan seseorang raja untuk memberitahukan “hal baik” kepada yang lain. Karena kerajaan-kerajaan Goa, Talo, menyampaikan pesan Islam kepada kerajaan-kerajaan lainnya seperti Luwu, Wajo Sopeng, dan Bone. Wajo menerima Islam pada tanggal 10 Mei 1610 M, Bone pada tanggal 23  November 1611 M. Adapun Raja Bone yang pertama kali masuk islam adalah Sultan Adam.  


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sebelum jaman penjajahan, terdapat kerajaan-kerajaan islam di Indonesia. Kerajaan-kerajaan ini tersebar diberbagai daerah. Antaranya, jawa, Maluku, Kalimantan, sumatera.
1.      Kerajaan islam yang ada di Sumatera antara lain:
a)      Kerajaan Samudra Pasai
b)      Kerajaan Aceh Darussalam
2.      Kerajaan islam yang ada di Jawa antara lain:
a)      Kerajaan Demak
b)      Kerajaan Pajang
c)      Kerajaan Mataram
d)     Kesultanan Cirebon
e)      Kesultanan Banten
3.      Kerajaan islam yang ada di Kalimantan antara lain:
a)      Kerajaan Banjar
b)      Kerajaan Kutai
4.      Kerajaan islam yang ada di Maluku antara lain:
a)      Kerajaan Ternate
b)      Kerajaan Tidore
5.      Kerajaan islam yang ada di Sulawesi antara lain:
a)      Kerajaan Goa
b)      Kerajaan Talo
c)      Kerajaan Bone
d)     Kerajaan Wajo Sopeng
e)      Kerajaan Lawu


DAFTAR PUSTAKA
Badri Yamin. 2008. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Asnawi Muh.. 2008. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta : CV. Aneka Ilmu.
Darsono, T. Ibrohim. 2009. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam. Solo : Pustaka Mandiri.



[1]Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 205.         
[2]H. Darsono dan T. Ibrahim, Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam 3,  hlm 21
[3]Muh. Asnawi, Sejarah Kebudayaan Islam , hlm. 23.
Share on Google Plus

About Auffa alhafidz

1 komentar:

  1. MGM Resorts launches first sportsbook in Maryland
    MGM Resorts International has launched its first sportsbook in 논산 출장마사지 Maryland as the first 평택 출장샵 sportsbook in the 아산 출장안마 country 서산 출장샵 to open in March after several 부천 출장샵 months in

    BalasHapus