Berita


Wanita yang Terjun dalam Dunia Karir
Wanita Karir di Masa Rasulullah saw
Islam sangat memuliakan kaum wanita, ia mengangkat derajat kaum wanita. Maka tidak heran jika Islam mengatur semua hal yang berkaitan dengan wanita. Menjadi seorang wanita muslim tidak membatasi ia untuk melakukan segala yang masih diperbolehkan, termasuk melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh kaum lelaki. Akan tetapi tentu, ia harus menjalankan apa yang menjadi syarat-syarat yang telah ditetapkan. Ia boleh melakukan aktivitas di luar rumah bagi wanita yang telah berumah tangga dengan syarat ia telah menjalankan hak-hak dan kewajibannya. Ia tidak harus selalu berada di dalam rumah dengan segala rutinitasnya sebagai seorang wanita pada umumnya.
Hal tersebut saya coba untuk melihat dan membaca semua hal tentang wanita muslim di zaman Rasulullah saw yang melakukan aktivitas di luar rumah, akan tetapi tidak lalai terhadap tugasnya menjadi seorang wanita terutama seorang istri. Terbukti saya menemukan sejarah tentang salah satu muslimah yang berjihad di jalan Allah dengan segala kekuatan yang ia miliki.
Ia adalah Ummu Umarah, Nasibah binti Ka’ab bin Amr bin Auf bin Mabdzul. Saudaranya termasuk veteran perang Badar yaitu Abdullah bin Ka’ab Al Mazini. Sedangkan saudaranya yang lain adalah Abdurrahman. Ummu Umarah menikah dengan Zaid bin Ashim Al Mazini AnNajari. Dengannya memiliki anak bernama Abdullah bin Hubaib. Setelah suaminya wafat, Ummu Umarah menikah dengan Ghatiyah bin Amr Al Mazini An- Najjari, dan dengannya memiliki anak bernama Khaulah.
Ia seorang wanita yang masuk Islam berkat usaha Mush’ab bin Umair, yaitu utusan Nabi saw selepas Baitul Aqabah pertama. Pada tahun berikutnya, 33 lelaki dan 2 wanita datang mnemui Nabi saw untuk melangsungkan Baitul Aqabah kedua. Kedua wanita tersebut adalah Ummu Umarah binti Ka’ab dan Ummu Mani’ Asma’ bin Amr. Ia menyebarkan agama Islam dikalangan wanita Madinah, anak-anak, dan keluarga dari kaumnya.
Ummu Umarah, seorang wanita tangguh dengan keimanan yang mendalam kepada Allah. Ia melakukan segala peristiwa yang dialami oleh kebanyakan kaum lelaki di medan jihad. Ia rela berkorban secara totalitas dengan segala apa yang ia miliki demi Allah dan Rasul-Nya. Maka tidak heran jika ia mendapatkan 13 luka yang teramat parah demi melindungi Rasulullah yang kala itu hanya segelintir orang yang mau melindungi beliau dari serangan musuh. Seperti yang saya ketahui bahwa pada perang Uhud kaum muslimin mendapatkan sedikit musibah. Di awal kaum muslimin mencapai kemenangan, kemudian karena kaum muslimin mulai mengumpulkan harta rampasan, mereka mulai meninggalkan pos-pos yang telah ditempati sebelumnya sesuai dengan komando dari Rasulullah saw. Kaum musyrikin memanfaatkan hal tersebut dengan melepari panah yang tidak bisa dihindari oleh kaum muslimin.
Dengan peristiwa tersebut, kaum muslimin mulai kocar-kacir dan banyak para sahabat yang syahid, termasuk paman Nabi yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib. Dengan banyaknya para syuhada, ditambah lagi para sahabat yang lain bersembunyi untuk menghindari musuh-Nya, maka peluang kaum musyrikin untuk membunuh Nabi saw semakin leluasa. Banyaknya kaum kafir yang ingin membunuh Nabi dengan senjata yang mereka milki membuat sahabat yang melindungi Nabi terkena luka yang teramat parah. Melihat kondisi tersebut lantas membuat Ummu Umarah antusias untuk melindungi Nabi saw. Ia sama sekali tidak mempedulikan keselamatnya, ia hanya memikirkan orang yang dicintainya selamat. Maka tidak heran jika Ummu Umarah mendapatkan banyak luka.
Ia pulang dari perang Uhud dengan membawa luka, hanya berlalu satu malam yang dilalui para mujahidin di rumah untuk mengobati luka. Pada pagi hari para penyeru Rasulullah menyerukan seluruh pasukan menuju Humratul Asad. Ia kemudian mengencangkan baju namun tidak bisa ikut pergi bersama pasukan karena darah terus mengalir dari tubuhnya. Satu tahun penuh ia mengobati luka yang ia dapatkan dalam perang uhud. Akan tetapi, ia tetap meneruskan perjalanan jihad di jalan Allah.
Lebih dari itu, Ia ikut hadir dalam Baitul Aqabah,  perang Uhud, Hudaibiyyah, Hunain, Khaibar, Umrah Qadha, Pembebasan Kota Mekah (Fathu Mekkah) dan perang Yamamah yaitu menumpas musailamah al khadzdzab dan para pengikutnya. Tidak hanya itu, beliau juga seorang wanita yang meriwayatkan sejumlah hadits. Dalam jihadnya, tangannya terputus.
Tulisan ini merupakan salah satu tulisan yang aneh, karena jarang sekali orang mau membahas persoalan tersebut. Ditambah lagi ternyata perempuan yang beraktivitas di luar rumah banyak dijumpai pada masa Rasulullah saw. Sebagian umat Muslim berpandangan bahwa wanita harus berada di dalam rumah, ia tidak diperbolehkan beraktivitas di luar rumah. Ketika keluar rumah hanya karena persoalan-persoalan yang mendasar seperti, berbelanja, kumpul bersama ibu-ibu rumah tangga yang lain dalam rangka perkumpulan bulanan, dan lain sebagainya. Ia harus fokus dengan semua tanggung jawab yang ia kerjakan dirumah. Seperti mengurus rumah, mengurus suami dan anak, mendidik mereka, dan lain sebagainya.  
Persepsi tersebut mucul karena masyarakat kurang memahami syari’at Islam yang luas, yang memudahkan, yang tidak mau membebankan umatnya. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya wanita muslim yang hidup di zaman Rasulullah saw, mereka berjihad seperti layaknya seorang laki-laki yang berjihad. Ditambah lagi Rasulullah saw mengizinkan mereka melakukan apa yang mereka lakukan selama tidak lepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang istri, ibu untuk anak-anaknya. Seperti Ummu Umarah.
Di era sekarang bukan lagi jihad melawan musuh-musuh Allah melainkan lebih kepada mengajarkan ilmu kepada anak-anak TK, SD, SMP, SMA, bahkan Mahasiswa. Wanita boleh menjadi polisi wanita, akan tetapi polisi wanita yang tetap menutup auratnya, yang tetap menjaga diri, dan lain-lain.
Ia boleh menjadi apa yang dia inginkan selama yang diinginkan masih diperbolehkan oleh syari’at, selama ia tidak melalaikan tugasnya sebagai istri dan  ibu untuk anak-anaknya. Dengan demikian saya kira wanita boleh berkeciprah di dunia karir selama dia menjalankan apa yang sudah menjadi ketentuan agama.(Annisa Rahma)

Share on Google Plus

About Auffa alhafidz

0 komentar:

Posting Komentar